Kamis, 29 Maret 2012

Sejarah Bekam

Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit menurut faham umum, sebenarnya ia berfungsi untuk membuang darah yang telah rusak atau teroksidasi karena tingginya oksidan dalam tubuh.Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk.
“Cupping used to : drain excess fluids and toxins, loosen adhesions and lift connective tissue, bring blood flow to stagnant skin and muscles and stimulate the peripheral nervous system”.
Dengan melakukan penghisapan/vakum maka terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan/kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan/adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer.
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan : (1) sistem kekebalan tubuh, (2)Pengeluaran Enkefalin,(3)Pelepasan neurotransmiter, (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5) “the gates for pain” pada Sistem Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi mengartikan sensasi rasa nyeri.
Apabila dilakukan pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Bekam adalah satu teknik pengobatan menggunakan sarana gelas, tabung, atau bambu yang prosesnya di awali dengan melakukan pengekopan (membuat tekanan negatif dalam gelas, tabung, atau bambu) sehingga menimbulkan bendungan lokal di permukaan kulit dengan tujuan agar sirkulasi energi Qi dan Xue meningkat, menimbulkan efek analgetik, anti bengkak, mengusir patogen angin dingin maupun angin lembap, mengeluarkan racun, serta oxidant dalam tubuh. Pada teknik bekam basah, setelah terjadi bendungan lokal, terapis lanjutkan prosesnya dengan penyayatan permukaan kulit memakai pisau bedah atau penusukan jarum bekam agar darah kotor bisa dikeluarkan.
Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.
Berbekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam mengobati berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia, hipertensi, gout, reumatik arthritis, sciatica, back pain (sakit punggung), migraine, vertigo, anxietas (kecemasan) serta penyakit umum lainnya baik bersifat fisik maupun mental.
Bekam merupakan pengobatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Bukhari :
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda : "Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas." (Hadist Bukhari)

Sejarah

Hijamah/bekam/cupping/Blood letting/kop/chantuk dan banyak istilah lainnya sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba, dan Persia. Pada zaman Rasulullah, beliau menggunakan kaca berupa cawan atau mangkuk tinggi.
Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi makan. Jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia, dia akan terus menghisap darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, ia tidak berupaya lagi untuk bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri upacara hijamahnya.
Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai dengan sekarang. 
Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif.Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan masalah Bekam. 
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) memopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya.
Kapan Hijamah dikenal dan berkembang di Indonesia?
Tidak ada catatan resmi mengenai kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam.
Metode ini dulu banyak dipraktekkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari “kitab kuning” dengan tehnik yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar untuk kemudian ditutup secepatnya dengan gelas/bekas botol. Waktu itu banyak dimanfaatkan untuk mengobati keluhan sakit/pegal-pega di badan, dan sakit kepala atau yang dikenal dengan istilah “masuk angin”.
Tren pengobatan ini kembali berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif.
Adakah Organisasi yang menaungi pembekam di Indonesia?
Organisasi Bekam yang telah menjalin kemitraan dengan Departemen Kesehatan Indonesia dalam hal ini berada di bawah Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional yang menginduk di Dirjen Bina Kesehatan Ibu dan Anak adalah Asosiasi Bekam Indonesia
Organisasi Bekam yang telah menjalin kemitraan dengan Departemen Kesehatan Indonesia dalam hal ini berada di bawah Direktorat Pelayanan Kesehatan Tradisional yang menginduk di Dirjen Bina Kesehatan Ibu dan Anak adalah Asosiasi Bekam Indonesia
Berikut ini kutipan dari Buku Pedoman Sertifikasi Asosiasi Bekam Indonesia
Berdirinya Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) adalah suatu keharusan yang wajib didukung oleh setiap warga Indonesia apapun status sosialnya yang telah didirikan pada 10 Nopember 2007 dengan proses perjuangan yang cukup melelahkan dan kesabaran yang tinggi, dan pada tanggal 20 Juni 2008 ABI telah dikukuhkan dengan Akte Notaris Ummu Imamah, SH. No.2.
Berbagai upaya telah dilakukan agar peran ABI dapat dirasakan oleh masyarakat, maka untuk pertama kali Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) mengadakan Rakernas ke-1 di Hotel Bumi Wiyata Depok pada Tanggal 24-25 Sya’ban 1429 H / 26-27 Agustus 2008 M yang Alhamdulillah dihadiri lebih dari 250 peserta dari berbagai utusan daerah.
Dengan didasari kesungguhan dan ketulusan hati maka Rakernas ABI ke 1 bertemakan: “Bersama Menghidupkan Sunnah Melayani Ummat Menuju Indonesia Sehat Jiwa dan Raga”, acara Rakernas ABI dibuka oleh Dirjen Bina Kesehatan Komunitas DEPKES RI. Dr. Bambang Sardjono, MPH., Dalam sambutannya mengatakan bahwa ”Peran asosiasi atau organisasi profesi pengobatan tradisional seperti ABI diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat menuju Indonesia sehat 2010”. Sejalan dengan tema Rakernas ABI pada sesi Pembekalan yang disampaikan oleh Ust. H. Abdul Fattah seorang pemerhati/praktisi Pengobatan Nabi (Ath-Thibbun Nabawi) mengatakan dengan mengutip sambutan Presiden RI pada Kongres Umat Islam IV tahun 2005 “Ummat Islam harus cerdas memanfaatkan potensi besar yang ada dalam ajarannya, untuk merespon perubahan zaman”. Dan Saatnya Dunia Berubah yang dikutip dari judul buku DR.Dr.Siti Fadilah Supari, SP.JP (K) menteri Kesehatan RI., maka apabila pemerintah menyadari dan memanfaatkan potensi ummat Islam untuk mengatasi kegagalan yang sangat mendasar yang menjadi program prioritas di pelbagai negara yaitu Pendidikan dan Kesehatan. Maka kelahiran ABI merupakan tonggak sejarah yang harus terukir kembali sebagai sumbangsih ummat Islam untuk ikut berperan dalam membantu program pemerintah Menuju Indonesia Sehat 2010.
ABI merupakan wadah para praktisi dan pengobatan bekam dari berbagai pelosok bumi Nusantara yang mandiri dan telah berperan aktif untuk menyehatkan bangsa, ini sejalan dengan Visi Departemen Kesehatan “Masyarakat mandiri untuk hidup sehat“ dengan Misi “Membuat Rakyat Sehat“ maka tentunya apabila Asosiasi Bekam Indonesia dijadikan pilihan handal dalam mensukseskan program pemerintah, adalah suatu hal yang tidak mustahil “Indonesia sehat 2020” insya Allah akan dapat dicapai sebelum tahun 2020.
Akselerasi penyehatan bangsa bersama sunnah diwujudkan dengan meningkatkan qualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan kepada setiap anggotanya dengan berbagai disiplin ilmu kesehatan secara holistic yang telah dicanangkan oleh WHO “Health is a complete state of Physical, Mental, Social well being and not merely the absence of disease or infirmity”. Atau menurut Undang-Undang RI No. 9 tahun 1960 : “Sehat atau kesehatan adalah keadaan meliputi kesehatan Badan (Jasmani), Rohani (mental), sosial (moral) dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit cacat atau lemah”.
Pada sesi pembekalan yang ke 2 Prof.DR.dr. Dede Kusmana yang juga sebagai penasehat ABI, mengatakan bahwa Penyakit Jantung adalah pembunuh no. 1 di dunia dan di Indonesia, salah satu penyebab utama adalah kebiasaan merokok, maka bisa jadi penyakit kronis yang dalam dunia medis tidak mampu ditangani, maka dengan bekam yang merupakan pengeluaran darah dari permukaan kulit dan senyawa-senyawa toxin pada tubuh manusia sehingga tubuh akan memberikan reaksi balik yang positif untuk meningkatkan kekebalan.
Subhannallah.. Allahu Akbar, Rakernas ABI ke 1 ini mendapatkan respon yang luar biasa tidak hanya di kalangan praktisi dan para pengobat bekam saja yang hadir, akan tetapi lebih dari 27 orang para medis/para dokter dari pelbagai wilayah Indonesia juga hadir untuk memberikan dukungan dan saran-saran inovatif, sehingga ABI akan dapat diterima dari berbagai disipilin ilmu, kalangan dan masyarakat, yang pada akhirnya ABI menjadi pilihan utama sebagai metode pengobatan alami.
Rakernas ditutup dengan tausiyah yang disampaikan oleh ustadz. H.Muhammad Arifin Ilham yang menekankan bahwa ABI adalah merupakan sarana/ladang kita untuk berda’wah, jadikanlah apapun keahlian yang kita miliki sebagai daya tarik dan bukan daya tarif. Karena pengobatan ini merupakan pengobatan utama yang dibawa oleh Rasulullah SAW, maka seyogyanya para pengamal/penterapi mengikuti suri tauladan dan akhlaq Nabi kita Muhammad SAW. Sehingga dalam menghidupkan sunnah Rasulullah SAW tidak ada lagi saling menjatuhkan atau menjelekkan sesama para penterapi.
Dengan mengutip firman Allah: “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri“ (Ar-a’d: 11). Mari “ibda binafsik“ mulai dari diri kita, saudara kita, lingkungan kita dan bangsa kita untuk melakukan perubahan, perubahan kepada konsep-konsep ilahiyah yang penjabarannya telah dicontohkan melalui sunnah nabi Muhammad SAW.
Meningkatnya para pengobatan Bekam yang lahir atas dasar kesadaran untuk membantu sesama ini perlu memperoleh dukungan, pembinaan dan perlindungan serta pengawasan sehingga jangan sampai niat yang suci ini menjadi malapetaka buat si pembekam (penterapi) ataupun yang dibekam (pasien), untuk itulah perlu adanya standarisasi dalam metode pembekaman yang kita sebut dengan Standar Pelayanan Operasional Bekam (SPOB). Buku ini disusun untuk menjadi panduan anggota ABI dimanapun berada sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan menjadi terarah dan dapat meminimalkan tingkat resiko. Semoga ALLAH SWT membimbing dan melindungi kita semua, mari satukan langkah dan lurusakan niat untuk satu tujuan yaitu Mardhotillah.. untuk mengharapkan keridho-NYA… Amiiin! 

Jenis bekam

  • Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari. Prinsip dasar penggunaan bekam kering menurut TCM teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy , angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re/Panas tipe Defisien.
  • Bekam basah (Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu sahaja. Menurut Tradisional Chinese Medicine ( TCM ) Bekam basah adalah teknik sedasi/pelemahan dan pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Qi/energy, Xue/darah , Angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Re / Panas Ekses.
  • Bekam Api (Fire Cupping), yaitu teknik membekam menggunakan api sebagai media pemvakum/membekam. Bekam api menggunakan gelas khusus bekam api yang terbuat dari kaca tebal. Bekam Api berkembang luas di CIna sebagai teknik pengobatan yang banyak sekali digunakan selain akupuntur. Konsep TCM menyatakan bahwa bekam api digunakan untuk mengeluarkan patogen angin dan dingin. Bagi tipikal pasien yang mengalami sindrom panas dan kering (Sindrom Re)tidak dianjurkan menggunakan bekam api.

Waktu berbekam

Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan, karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya. 1. Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani) 2. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204)) 3. Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih) 4. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”.

Cara bekam

Cara melakukan Bekam :
1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan dengan alat sterilisator standar.
2. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan (misalnya. Iodin)
3. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
4. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.
5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
6. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.
7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
8. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.
9. Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis suatu penyakit.
Bagian tubuh yang dibekam di antaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain sebagainya.
Penyakit apa saja yang dapat diobati dengan bekam?
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa di antara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistem imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll).
Apakah terdapat kontraindikasi efek samping yang terjadi akibat bekam? Orang dalam kondisi seperti apa yang tidak boleh dibekam?
Pada beberapa kasus dimana syarat pembekaman kurang terpenuhi, kadang-kadang muncul efek samping berupa mual/muntah (jika terlalu dekat jaraknya dengan makan/<2jam setelah makan), lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat). Adapun jika dilakukan sesuai “aturan main” maka efek samping tersebut jarang sekali terjadi.
Orang yang ditunda pembekamannya adalah : Wanita hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), wanita menstruasi dan nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat lemah dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang kelaparan/kenyang/gugup (fobia).
Siapa saja yang boleh dibekam? Dan kisaran usia berapa?
Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasiennya bisa kooperatif. Pada orang tua yang sudah renta, ibu hamil dan anak-anak pembekaman dilakukan dengan hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam yang terbatas.

Tips memilih tempat bekam

Bagaimana tips yang baik dalam memilih terapi bekam?
1. Pilihlah Terapis bekam yang bersertifikat dan diutamakan memiliki pendidikan/pengetahuan medis yang cukup
2. Pastikan Terapis tersebut memiliki peralatan standar sterilisasi (sterilisator) yang memadai
3. Menggunakan peralatan medis standar (hanscon, masker, pisau bedah, kassa steril, dll) Hindari penggunaan silet, cutter, kaca, tissue gulung, kapas, atau kop berupa tanduk, bambu dan gelas biasa. Dalam prakteknya Rosulullah menggunakan metode syartoh (sayatan) ketika berbekam.

Etika Seorang Pembekam

a.Mengobati pasien dengan ihsan, dan tidak bertentangan dengan norma beragama b.Pengobatan tidak sekali-kali mencacatkan tubuh c.Tidak menggunakan obat-obat yang haram d.Pengobatan tidak berbau takhayul, khurafat dan bidah (Mistik) Minimnya informasi dan kurangnya wawasan dalam Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK), maka tak sedikit orang menganggap penyakit merupakan ulah makhluk halus atau ruh jahat yang sengaja mengganggu kehidupan manusia. Maka banyaklah orang yang merasa perlu melakukan upacara, sajian - sajian, bacaan – bacaan/ isim atau azimat tertentu untuk mengusir atau menghindari pengaruh makhluk jahat tersebut. Cara-cara ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang dianggap dapat berhubungan dengan makhluk halus, yang banyak kita sebut dengan “Mbah dukun, orang pintar” dan lain sebagainya. Bagi ummat Islam hal ini tidak dibenarkan dan dilarang sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW: “Siapapun yang datang kepada seorang dukun menayakan sesuatu perkara lalu membenarkan ucapannya itu, kufurlah ia terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad, dan barang siapa datang sambil tidak membenarkannya, tiada diterima sholatnya selama empat puluh hari” ( HR. Ath-Thabrani). e. Tidak dibenarkan seseorang yang tidak mengkaji ilmu kesehatan/kedokteran ikut mengobati pasien. Rasulullah SAW bersabda “Jika suatu perkara diserahkan bukan pada ahlinya, tunggulah kehancuran.” (HR. Bukhari). “Seseorang yang bertindak sebagai tabib dan merawat orang sakit, sedangkan ia tidak mengetahui sebelumnya cara perawatan medis, sehingga menyebabkan si pasien lebih parah, maka ia harus bertanggung jawab. “(H.R. Abu Dawud) f.Menjauhkan seorang tabib dari iri hati, riya’, takabur, merendahkan orang lain, tinggi hati, memeras pasien, dan sifat-sifat tidak terpuji. Rasulullah bersabda : “Celakalah sudah penyembah dinar, dirham dan qathifah, jika diberi ia ridha dan jika tidak diberi ia tidak ridha (HR.Bukhari). “Sesungguhnya Nabi SAW telah berbekam dan membayar kepada pembekam itu, lalu beliau memasukkan obat ke dalam hidung.”( HR.Bukahri). g.Seorang Pengobat harus berpakaian rapih, bersih dan sebaiknya berpakaian putih. Allah berfirman “Dan pakaianmu hendaklah kamu bersihkan dan maksiat hendaklah kamu jauhi,” (QS.Al-Muddatstsir 74: 4-5). “Rapikanlah pakaianmu dan hiasilah kendaraanmu sehingga kamu terpandang didalam pergaulan.” (HR. Al-Hakim). “Pakailah pakaian putih, karena sesungguhnya warna putih itu lebih bersih dan indah,…” (H.R. Ahmad ). h.Hendaknya lembaga pengobatan mampu memberikan daya tarik pengunjung dan pasiennya dengan menjaga keindahan dan kerapian tempatnya. i.Menjauhkan dari lambang-lambang dan istilah – istilah jahiliyah serta membodohkan ummat.

Riset dan Penelitian Tentang Bekam

(hanya ditampilkan dalam bentuk ringkasan / rangkuman saja untuk menghormati Peneliti )
Dr. Saad A. AL-Saedi , Medicine College, Departement Pediatric, Molecular Aspects of Cupping Therapy: Relationship to Immune Functions in Patients with Chronic HCV Infection (Phase two)
Dr. Saad A. Al-Saedi, Hubungan antara fungsi Imun pada pasien dengan infeksi Hepatitis C Kronik
Ringkasan Penelitiannya :
¡In the periodic report submitted for this study, results comparing HCV patients undergoing repeated cupping with control persons were presented to demonstrate the effect of cupping on CBC, liver functions and immune response. However, in this part of the study the objectives have been achieved by studying the effect of repeated cupping on the same measures as well as measuring the effect of cupping on MDA, IL-1β, and cAMP. The results of this study showed significant improvement in liver enzymes (namely ALT) following repeated cupping, and also in reducing the free radical MDA as well as cAMP, both of which are incriminated in pathological liver changes accompanying HCV infection. On the other hand, results showed the effect of repeated cupping on increasing IL-1β which triggers the cascade of immunostimulation secondary to inflammations, by activating T-lymphocytes and B-cells together with activating adhesion molecules and other cytokines. Results showed also continued increase in platelet count upon repeated cupping. Although no significant change in WBC count was observed, lymphocytic count was increased even above control levels, which might reflect improved immune system secondary to the observed reduction in viral load. Cupping also increased hemoglobin levels around the control values. And, lastly, repeated cupping was associated with significant reduction in viral load of HCV RNA using PCR technique. Taken together, the present results showed a significant increase in the immune response after repeated cupping and subsequently a significant reduction in virus replication in the blood samples taken from these patients.

Baca juga :
»»  Baca Selengkapnya...

Jumat, 23 Maret 2012

Sejarah berdirinya ABI

Back to Nature inilah istilah yang sering kita dengar kalau kita ingin kembali pada awal hidupnya manusia, kembali kepada hal yang alami maka kembali kepada fitrahnya manusia, yaitu dengan melakukan tindakan atau kegiatan yang memperhatikan keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan hidup.
Menjaga keseimbangan dan keharmonisan dengan lingkungan hidup dijawantahkan dalam suatu kegiatan sosial karena memang manusia adalah makhluk sosial. Kepedulian kepada sesamanya untuk saling tolong menolong, menjaga norma-norma kehidupan beragama dan kelestarian budaya Indonesia menjadikan setiap kita berupaya untuk meningkatkan derajat dan martabat bangsa Indonesia. Untuk itulah dengan keyakinan yang tinggi dalam berupaya dan berbuat yang terbaik untuk bangsa, maka lahirlah Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) yang merupakan suatu gerakan untuk mewujudkan Indonesia sehat jiwa dan raga.
Berdirinya Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) adalah suatu keharusan yang harus didukung oleh setiap warga Indonesia apapun status sosialnya yang telah didirikan pada tanggal 10 Nopember 2007 dengan proses perjuangan yang cukup melelahkan dan kesabaran yang tinggi, maka pada tanggal 20 Juni 2008 ABI telah dikukuhkan dengan Akte Notaris Ummu Imamah, SH. No.2.Berbagai upaya telah dilakukan agar peran ABI dapat di rasakan oleh masyarakat, maka untuk pertama kali Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) mengadakan Rakernas ke- 1 di Hotel Bumi Wiyata Depok pada Tanggal 24-25 Sya’ban 1429 H / 26-27 Agustus 2008 M yang Alhamdulillah di hadiri lebih dari 250 perserta dari berbagai utusan daerah.
Dengan didasari kesungguhan dan ketulusan hati maka Rakernas ABI ke 1 bertemakan : “ Bersama menghidupkan sunnah melayani ummat menuju Indonesia sehat Jiwa dan Raga” acara Rakernas ABI di buka oleh Dirjen Bina Kesehatan Komunitas DEPKES RI. Dr. Bambang Sardjono, MPH., Dalam sambutannya mengatakan bahwa“ Peran asosiasi atau organisasi profesi pengobatan tradisional seperti ABI diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyrakat menuju Indonesia sehat 2010’. Sejalan dengan tema Rakernas ABI pada sesi Pembekalan yang disampaikan oleh Ust. H. Abdul Fattah seorang pemerhati / praktisi Pengobatan Nabi (Ath-Thibbun Nabawi) mengatakan dengan mengutip sambutan Presiden RI pada Kongres Umat Islam IV tahun 2005 “ Ummat Islam harus cerdas memanfaatkan potensi besar yang ada dalam ajarannya, untuk merespon perubahan zaman. Dan Saatnya Dunia Berubah yang dikutip dari judul buku DR.Dr.Siti Fadilah Supari, SP.JP (K) menteri Kesehatan RI., maka apabila pemerintah menyadari dan memanfaatkan potensi ummat Islam untuk mengatasi kegagalan yang sangat mendasar yang menjadi program prioritas di pelbagai Negara yaitu Pendidikan dan Kesehatan. Maka kelahiran ABI merupakan tonggak sejarah yang harus terukir kembali sebagai sumbangsi ummat Islam untuk ikut berperan dalam membantu program pemerintah Menuju Indonesia Sehat 2010.
Asosiasi Bekam Indonesia (ABI) yang merupakan wadah para praktisi dan pengobatan Bekam dari berbagai pelosok bumi Nusantara yang mandiri dan telah berperan aktif untuk menyehatkan bangsa, ini sejalan dengan Visi Departemen Kesehatan “ Masyarakat Mandiri untuk hidup sehat “ dengan Misi “ Membuat Rakyat Sehat ” maka tentunya apabila Asosiasi Bekam Indonesia dijadikan pilihan handal dalam mensukseskan program pemerintah, adalah suatu hal yang tidak mustahil “ Indonesia sehat 2010 ” insya Allah akan dapat dicapai sebelum tahun 2010.
Akselerasi penyehatan bangsa bersama sunnah diwujudkan dengan meningkatkan qualitas sumber daya manusia (SDM) dengan memberikan pelatihan kepada setiap anggotanya dengan berbagai disiplin ilmu kesehatan secara holistic yang telah dicanangkan oleh WHO “ Health is a complete state of Physical, Mental, Social well being and not merely the absence of disease or infirmity. Atau menurut Undang-Undang RI No. 9 tahun 1960 : “ Sehat atau kesehatan adalah keadaan meliputi kesehatan Badan ( Jasmani), Rohani (mental), sosial (moral) dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit cacat atau lemah.
Pada sesi pembekalan yang ke 2 Prof.DR.dr Dede Kusmana yang juga sebagai penasehat ABI, mengatakan bahwa Penyakit Jantung adalah pembunuh No. 1 di dunia dan di Indonesia mencapai pringkat pertama, salah satu penyebab utama adalah kebiasaan merokok, maka bisa jadi penyakit penyakit kronis yang dalam dunia medis tidak mampu ditangani, maka dengan bekam yang merupakan pengeluaran darah dari permukaan kulit dan senyawa-senyawa toxin pada tubuh manusia sehingga tubuh akan memberikan reaksi balik yang positif untuk meningkatkan kekebalan tubuh manusia.
Subhannallah.. Allahu Akbar, Rakernas ABI ke 1 ini mendapatkan respon yang luar biasa tidak hanya dikalangan praktisi dan para pengobat Bekam saja yang hadiri, akan tetapi lebih dari 27 Orang para medis/ para dokter dari pelbagai wilayah Indonesia juga hadir untuk memberikan dukungan dan saran-saran inovatif, sehingga ABI akan dapat diterima dari berbagai disipilin Ilmu, kalangan dan masyarakat, yang pada akhirnya Asosiasi Bekam Indonesia ini menjadi pilihan utama sebagai methode pengobatan alami.
Rakernas ditutup dengan tausiyah yang disampaikan oleh ustadz. H.Muhammad Arifin Ilham yang menekankan bahwa ABI adalah merupakan sarana/ladang kita untuk berda’wah, jadikanlah apapun keahlian yang kita miliki sebagai daya tarik dan bukan daya tarif. Karena pengobatan ini merupakan pengobatan utama yang dibawa oleh Rasulullah SAW, maka seyogyanya para pengamal/penterapi mengikuti suri tauladan dan akhlaq Nabi kita Muhammad SAW. Sehingga dalam menghidupkan sunnah Rasulullah SAW tidak adalagi saling menjatuhkan atau menjelekkan sesama para penterapy.
Dengan mengutip firman Allah : ” Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri “( Ar-a’d : 11). Mari “ Ibda binafsik “ mulai dari diri kita, saudara kita, lingkungan kita dan bangsa kita untuk melakukan perubahan, perubahan kepada konsep-konsep ilahiyah yang penjabarannya telah dicontohkan melalui sunnah nabi Muhammad SAW.
Meningkatnya para pengobatan Bekam yang lahir atas dasar kesadaran untuk membantu sesama ini perlu memperoleh dukungan, pembinaan dan perlindungan serta pengawasan sehingga jangan sampai niat yang suci ini menjadi malapetaka buat sipembekam (penterapy) ataupun yang dibekam (pasien), untuk itulah perlu adanya standarisasi dalam methode pembekaman yang kita sebut dengan Standar Pelayanan Operasional Bekam ( SPOB ). Buku ini disusun untuk menjadi panduan anggota ABI dimanapun berada sehingga tindakan-tindakan yang dilakukan menjadi terarah dan dapat meminimize tingkat resiko. Semoga ALLAH SWT membimbing dan melindungi kita semua, mari satukan langkah dan lurusakan niat untuk satu tujuan yaitu Mardhotillah.. untuk mengharapkan keridho-NYA… Amiiin!
»»  Baca Selengkapnya...

Kamis, 22 Maret 2012

Larangan dalam Terapi Bekam

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi BEKAMer tentang larangan dalam berBEKAM diantaranya :
1. Tidak dianjurkan melakukan bekam basah pada penderita diabetes kecuali juru bekam yang ahli dan berpengalaman.
2. Jangan membekam orang yang fisiknya sangat lemah atau orang yang kelelahan (overfatigue).
3. Jangan membekam orang yang menderita penyakit kulit merata atau menderita alergi kulit yang parah seperti ulserasi dan edema.
4. Jangan membekam orang yang sudah jompo yang lemah fisiknya dan anak-anak yang tubuhnya lemah atau di bawah 3 tahun.
5. Penderita leukimia (kanker darah) tidak dianjurkan untuk dibekam basah.
6. Penderita hepatitis yang parah, TBC aktif, hemofilia, malignant anemia, trombositopenia dan penyakit lainnya yang parah tidak dianjurkan dibekam kecuali kepada juru bekam yang ahli dan berpengalaman.
7. Jangan memberkam pada kondisi : perut kekenyangan, kehausan, kelaparan, kelelahan, setelah beraktivitas berat, tubuh lemah dan tubuh demam (kedinginan).
8. Jangan membekam wanita hamil pada usia kehamilan 3 bulan pertama (trimester awal).
9. Jangan membekam langsung pada daerah yang luka, urat sendi robek, patah tulang, varises, tumor.
10. Jangan membekam wanita yang sedang haidh dan nifas.
11. Jangan memberkam daerah perut terlalu keras
12. Jangan membekam pasien yang mengkonsumsi obat pelancar dan pengencer darah semisal mengkudu, omega 3, dls.
13. Jangan melakukan bekam langsung setelah makan, pembekaman dapat dilakukan minimal dua jam setelah makan. Setelah bekam juga jangan langsung makan, melainkan hanya minum yang manis-manis semisal madu atau selainnya
14. Tidak dianjurkan melakukan pembekaman kepada orang yang menderita klep jantung, kecuali di bawah pengawasan dokter atau ahli bekam yang berpengalaman.
15. Jangan melakukan bekam langsung setelah mandi, terutama setelah mandi dengan air dingin. Tidak dianjurkan langsung mandi setelah bekam, melainkan setelah 2 jam. Dianjurkan mandi dengan air hangat.
16. Jangan membekam basah orang yang baru memberikan donor darah atau orang yang baru kecelakaan sehingga darahnya berkurang.
17. Jangan membekam pasien diabetes (gula darah di atas 280) kecuali oleh orang yang ahli.
18. Jangan membekam di area terbuka atau tempat yang dingin. Lebih baik melakukan bekam di ruang yang hangat atau bersuhu normal ruangan.
19. Dilarang membekam area berikut :
1. Lubang alamiah tubuh : mata, hidung, telinga, mulut, kemaluan, anus, puting susu.
2. Daerah sistem nodus limfa yang berfungsi sebagai penghasil antibodi, yaitu di submaksilari, korvikal, sudmalaonkular, aksilari, bagian detak jantung, nodus inguinalglimfa (lihat buku panduan biru hal. 13).
3. Daerah yang dekat dengan pembuluh besar (big vessels).
»»  Baca Selengkapnya...

Rabu, 21 Maret 2012

Pengobatan Batuk-Flu


Di saat perubahan cuaca ekstrim seperti saat ini, seringkali penyakit yang menyebar luas adalah batuk dan flu alias influenza. Penyakit ini sangat umum ditemui dan menjangkiti sebagian besar masyarakat dan terutama anak-anak. Biasanya, kalau ke dokter konvensional, obatnya adalah anti allergic, antibiotic dan parasetamol. Tiga komposisi ampuh setiap dokter jika kita berkonsultasi mengenai penyakit batuk dan flu. Namun apakah hal itu efektif? Pengalaman penulis mengenai hal ini ternyata kadang ya dan kadang tidak sama sekali. Bahkan dengan berbagai macam obat yang diminum, penyakit ini hanya hilang sesaat, namun kemudian sembuh setelah jangka waktu yang lama.
Fakta Pengobatan Dokter untuk Batuk dan Flu
Berikut ini adalah fakta-fakta yang Anda harus tahu mengenai pengobatan dokter akan penyakit batuk dan flu :
  1. Penyakit influenza atau batuk flu adalah penyakit yang disebabkan virus dan belum ditemukan obat yang ampuh ces pleng untuk membasmi tuntas ke akar-akarnya.
  2. Pengobatan yang dilakukan adalah menekan gejala-gejala yang muncul saja, sedangkan si virus tidak bisa dibunuh tuntas.
  3. Penggunaan antibiotic untuk membunuh virus efektifitasnya menurun setiap saat, dalam hal ini dosis harus selalu bertambah karena virus semakin kebal.
  4. Penggunaan obat batuk ternyata hanya berfungsi menyamankan dengan cara menekan syaraf untuk batuk, sedangkan virusnya sendiri tidak dibunuh, dan penyakit masih bercokol dalam tubuh. Padahal Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh.
  5. Penggunaan parasetamol adalah untuk menurunkan panas akibat demam yang menyertai batuk flu. Padahal demam juga hanya symptom atau gejala peringatan dari tubuh akan adanya masalah pada system tubuh kita.
Kesimpulannya, pengobatan flu dan batuk secara konvensional hanyalah menekan gejala yang ada, namun asal penyakitnya tidak diatasi dengan tuntas. Nah selain fakta tersebut, efek samping dari kombinasi obat batuk flu dokter (anti allergic, antibiotic dan paracetamol) adalah sebagai berikut:
  1. Menurunnya respon tubuh untuk meningkatkan antibody dari dalam tubuh sendiri akibat pemakaian antibiotic yang membunuh organisme baik dan buruk sekaligus.
  2. Pemakaian parasetamol menekan demam ternyata menurunkan kemampuan tubuh untuk memberikan peringatan dini akan penyakit yaitu demam sehingga tubuh semakin kurang respon akan penyakit sehingga system pertahanan tubuh alami tidak berjalan dengan baik.
  3. Pemakaian anti allergic atau anti batuk menekan syaraf di otak agar tidak batuk, sehingga syaraf tersebut kehilangan fungsi untuk memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan penyakit melalui batuk.
  4. Kerja hati dalam mengeluarkan zat kimia obat tersebut semakin keras, sehingga efektifitas dan fungsinya semakin lama semakin menurun.
  5. Sisa zat tambahan kimia lainnya yang tidak dapat dicerna tubuh akan mengendap dalam tubuh dan menjadi radikal bebas yang bersifat toxin kepada tubuh. Tumpukan ini akan bertambah terus dan menimbulkan masalah jangka panjang semacam kanker di masa depan.

Pengobatan Batuk Flu yang Aman

Nah, apa solusi lain untuk mengatasi Flu dan Batuk ? Tentusaja pengobatan ini harus alami dan efek sampingnya rendah. Jawabanya adalah sebagai berikut :
Pengobatan Herbal
1. Madu
Minum Madu akan meningkatkan kekebalan tubuh, karena penyakit batuk dan flu disebabkan oleh virus, dengan meningkatkan kekebalan tubuh maka virus akan diusir oleh system pertahanan tubuh alami.
Caranya sediakan bahan sebagai berikut :
a. Madu 2 sendok makan
b. Air jeruk nipis 1 sendok makan
c. Air matang 2 sendok makan
Campur ketiga komponen tersebut ke dalam cangkir, kukus, setelah dingin minum 1-2 sendok teh untuk anak dan 1-2 sendok makan untuk dewasa, Berikan 5 kali sehari.
Konsumsi habbatussauda (nygela sativa) akan meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tubuh bisa membunuh virus batuk dan flu secara alami.
3. Jahe
Jahe seibu jari dicuci dan dimemarkan, rebus dengan dua gelas air hingga airnya tinggal setengah. Setelah menjadi hangat, tambahkan madu, kemudian minum air rebusan tersebut sekaligus.
Pengobatan Bekam
Lakukan bekam di titik pada (Gambar Titik Bekam Flu dan Batuk... menyusul)

Baca juga :

Kiat Atasi Flu dengan Bekam

»»  Baca Selengkapnya...

Konsultasi Terapi

Bagi masyarakat luas dapat berkonsultasi kepada kami tentang Berbagai macam dan solusi Bekam serta herbanya. Silahkan Isi BUKU TAMU di Blog ini, kirim email ke sutonokurdi@gmail.com atau telp. langsung ke sini. Semoga dengan layanan ini kami bisa berbagi dan masyarakat umum bisa mendapat solusi. Amin
»»  Baca Selengkapnya...

Layanan Bekam Panggil


Asyik ya.. dibekam
Terapi Al Hijamah menyediakan layanan Terapi Bekam /Al Hijamah panggilan ke rumah. Terapi Bekam didukung oleh dengan terapis-terapis bekam yang terlatih dan berpengalaman. Terapi Al Hijamah memberi banyak kemudahan kepada Anda  untuk memperoleh layanan terapi bekam sesuai Hadits Nabi Muhammad SAW: Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Jika pada sesuatu yang kalian pergunakan untuk berobat itu terdapat kebaikan, maka hal itu adalah bekam”.

Bekam Call Center

081555888705, 081252300330

Keunggulan :

1. Terapist Bekam Bersertifikat.
2. Peralatan steril dan higienis.
3. Jarum bekam sekali pakai.
4. Terapis Wanita untuk Pasien Wanita, Terapis Pria untuk Pasien Pria.
5. 24 Jam 7 Hari seminggu.
6. Area Blitar  dan sekitarnya.


“Kesembuhan itu terdapat pada tiga hal : yakni minum madu, berbekam dan kay dengan api. Sesungguhnya aku melarang umatku menggunakan kay .” (HR. Bukhari)
»»  Baca Selengkapnya...

BAKTI SOSIAL (PENGOBATAN UMAT) BEKAM

Bismillah……
Kami insyaallah secara rutin akan mengadakan road show pengobatan gratis Baksos (Bakti Sosial) Bekam dan lain-lain, untuk eks karesidenan Kediri. Sedangkan daerah lain dengan syarat dan ketentuan yang disepakati bersama. Baksos terdiri dari Terapi Bekam / Al Hijamah, General Chek Up dengan Computerized Iridologi Analysis, Terap lain jika memungkinkan. Baksos bisa diajukan oleh perorangan, organisasi, Kantor, Sekolahan, dll. Adapun  jika ada pihak pihak yang ikut serta dalam pembiayaan kami sangat berterima kasih, sementara ini jadwal Baksos menyesuaikan keuangan dan kesempatan kami, semoga Allah memberi keteguhan dan kesabaran pada kami, dan atas amal sholeh dan kerjasamanya kami ucapkan jazakumulloh khoiron.
Adapun tata cara pengajuan Baksos :
1.    Kirimkan Pengajuan Baksos *) melalui email : sutonokurdi@gmail.com atau
2.    Kirimkan Pengajuan Baksos *) melalui Kolom Diskusi pada griyabekam-qonaah.blosgpot.com
3.    Konfirmasi langsung Via Telpon ke empunya blog
4.    Untuk undangan atau brosur pemberitahuan Baksos ke masyarakat Ambil saja disini

*) Tulis Nama Pemohon (Perorangan, Lembaga, Organisasi, dll), Alamat lengkap, No. Telp. Yang bisa dihubungi, Jumlah Peserta Baksos
»»  Baca Selengkapnya...

Khasiat Bekam Bagi Penderita Diabet

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit/ gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula (glukosa) dalam darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh kurangnya produksi atau gangguan kerja (penurunan efektifitas) hormon insulin atau karena kedua-duanya. Penyakit DM dibagi dalam dua jenis. Pertama, DM tipe 1 atau yang disebabkan oleh rusaknya sel β (Beta) pankreas sebagai “pabrik” pembuat insulin. Kedua, DM tipe 2, tipe ini merupakan gangguan yang sifatnya heterogen, pada beberapa kasus akibat gangguan fungsi sel β, namun paling banyak disebabkan oleh gangguan kerja (resistensi) insulin pada sel-sel dalam jaringan tubuh.
Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh. Hasil pengamatan terhadap peningkatan frekuensi penyakit diabetes pada orang-orang yang menderita hemochromatosis menunjukkan bahwa kelebihan (overload) besi dalam tubuh berperan dalam muncetuskan penyakit diabetes. Hemochromatosis adalah suatu kelainan genetik yang mengakibatkan kelebihan besi dalam tubuh. Akan tetapi, apa pun penyebab dari overload besi, baik karena penyakit genetik atau pun bukan, ternyata menyebabkan peningkatan diabetes.
Peran besi dalam menyebabkan penyakit diabetes ditunjukkan oleh dua hal, Pertama:Kedua: adanya perbaikan penyakit diabetes setelah membuang kelebihan besi dengan obat-obatan yang dapat mengikat besi. terjadinya peningkatan kejadian diabetes pada orang-orang yang kelebihan besi, apapun penyebabnya.
Orang-orang yang sering menjalani transfusi darah karena penyakit tertentu, seringkali mengalami overload besi dalam tubuhnya. Pada kelompok ini terdapat peningkatan kejadian diabetes. Walau mekanisme zat besi dapat mempercepat terjadinya diabetes belum diketahui secara pasti, namun dugaan tersebut kemungkinan berhubungan dengan tiga mekanisme kunci, yaitu:
1.   Defisiensi (kekurangan insulin)
2.   Resistensi insulin (gangguan kerja insulin).
Maksudnya, meskipun insulin terdapat   dalam darah dalam jumlah yang cukup, akan tetapi tidak mampu mendorong glukosa dalam darah untuk masuk ke dalam sel-sel tubuh. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Sebaliknya, apabila suatu sel sangat berespon tarhadap adanya insulin, maka kondisi ini disebut dengan “sensitif” terhadap insulin (insulin sensitivity).
3.   Disfungsi (kerusakan) hati (hepar).
Overload besi dan munculnya radikal bebas akan menyebabkan kerusakan sel β pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Akibatnya, terjadi penurunan produksi insulin. Karena produksinya berkurang, maka otomatis sekresi (pengeluaran) ke dalam darah juga berkurang.
Adapun mekanisme terjadinya resistensi insulin, diduga terjadi secara langsung atau melalui rusaknya fungsi hepar (hati). Selain itu, adanya pengendapan besi dalam otot akan menurunkan penyerapan glukosa karena terjadi kerusakan pada otot tersebut. Sebaliknya, insulin justru meningkatkan penyerapan besi, sehingga terjadilah lingkaran yang menyebabkan terjadinya resistensi insulin. Selain bertanggung jawab pada terjadinya penyakit diabetes, besi juga bertanggung jawab pada timbulnya berbagai komplikasi penyakit diabetes, diantaranya penyakit ginjal dan penyakit kardiovaskuler.
“Keberadaan penyakit diabetes tidak lepas dari peran zat besi (Fe) dalam darah. Sifat molekul besi yang tidak stabil berpotensi menghasilkan berbagai bentuk radikal bebas yang membahayakan atau merusak sel-sel tubuh.”
Penelitian hasil kerjasama dua institusi pendidikan kedokteran di Spanyol, yaitu University Hospital of Girona “ Dr. Josep Trueta” dan University Miguel Hernandez mencoba menilai sensitifitas insulin dan sekresi (pengeluaran) insulin setelah dilakukan pembekaman dengan interval empat bulan pada pasien diabetes tipe 2 yang memiliki kadar serum feritin (besi yang tersimpan dalam sel tubuh) berkadar tinggi, yaitu kadarnya > 200 ng/ mL. Penelitian menitikberatkan untuk melihat pengaruh hijamah (bekam) terhadap control metabolic, sekresi insulin, dan kerja insulin pada pasien diabetes dengan kadar feritin yang tinggi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dilihat efek pembuangan besi (iron depletion) terhadap parameter-parameter tersebut.
Pasien dibagi dalam dua kelompok, pertama (grup 1) yang berjumlah 13 pasien, dilakukan pembekaman dengan jangka waktu 2 minggu, setiap kali pembekaman diambil 500 mL darah. Total pembekaman yang dilakukan terhadap grup 1 sebanyak 3 kali. Kedua (grup 2) yang berjumlah 15 pasien adalah kelompok kontrol yang tidak mendapatkan Diterapi pembekaman. Seluruh pasien (grup 1 dan grup 2) tetap mendapatkan terapi seperti biasanya dengan insulin, obat-obat anti-diabetes, dan olah raga selama periode penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa serum feritin, transferin (protein yang berfungsi untuk mengikat atau membawa besi di dalam darah), saturation index, dan kadar hemoglobin turun pada pasien yang mendapatkan terapi hijamah (grup 1). Selain itu, kadar HBA1C  juga turun secara bermakna pada pasien grup 1. Didapatkan pula peningkatan sensitivitas insulin pada grup 1 dibandingkan grup 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hijamah dapat berperan sebagai terapi tambahan pada pasien diabetes tipe 2 dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Penelitian lainnya dari institusi yang sama dengan penelitian sebelumnya, yaitu untuk menguji hipotesis bahwa pembuangan besi yang bersirkulasi dalam darah dengan hijamah akan memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dan pada pasien dengan peningkatan konsentrasi serum feritin.
Pada penelitian ini, pasien diabetes dengan kadar serum feritin > 200 ng/ mL dibagi dalam 2 kelompok seperti pada penelitian sebelumnya. Reaktivitas pembuluh darah dinilai pada awal penelitian, serta pada 4 dan 12 bulan berikutnya.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pembuangan besi dengan hijamah dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah pada pasien diabetes tipe 2 dengan kadar serum feritin yang tinggi. Perbaikan ini sejalan (paralel) dengan penurunan kadar besi dalam tubuh yang ditandai dengan turunnya kadar serum feritin pada pasien grup 1.
Penjelasan efek hijamah ini menunjukkan bahwa kelebihan besi menyebabkan perubahan dini pada struktur dan fungsi pembuluh darah manusia, yang ditandai dengan hipertrofi (penebalan) dinding pembuluh darah. Hipertofi ini dapat diperbaiki dengan menurunkan kadar besi dalam darah melalui proses hijamah. Dalam penelitian ini, ditemukan adanya peningkatan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah setelah kadar besi diturunkan dengan hijamah. Sehingga, pembuangan besi dapat meningkatkan kelenturan (distensibilitas) pembuluh darah.
Penelitian yang hampir sama dengan 2 penelitian di atas juga dilaksanakan institusi lain di Eropa oleh para peneliti dari San Filippo Neri Hospital (Italia),  Bambino Gesu Hospital dan Research Institute (Italia) yang berlangsung selama dua tahun.
Penelitian ini  bertujuan  mengetahui efek hijamah terhadap sekresi dan sensitivitas insulin, parameter-parameter dalam darah, kadar besi dalam hati (liver ion content/ LIC), dan perubahan kerusakan jaringan hati. Subjek Penelitian adalah  pasien yang baru saja terdiagnosis diabetes yang memiliki kelainan genetik tertentu yang menyebabkan tingginya kadar besi dalam tubuh.
Hijamah dilakukan setiap dua minggu, masing-masing dengan mengeluarkan darah sebanyak 450 mL. Volume darah dikembalikan ke jumlah semula dengan memberikan larutan fisiologis. Data sebelum dan sesudah dua tahun terapi dengan hijamah diambil untuk dibandingkan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbaikan dalam beberapa parameter metabolisme. Kadar feritin dan besi turun. Parameter lain seperti kadar kolesterol, trigliserida (Lemak), glukosa puasa, kadar enzim-enzim tertentu seperti lactate Dehydrogenase (LDH), aspartate aminotransferase (AST) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-oxaloacetate transaminasealanine aminotransferase (ALT) atau yang lebih dikenal dengan glutamic-pyruvate transaminase (SGPT), dan gamma-glutamyltransferase (γ-GT) dimana enzim-enzim ini merupakan penanda terjadinya kerusakan pada hati, juga mengalami perbaikan dengan peningkatan sekresi insulin, peningkatan pengambilan glukosa oleh sel-sel tubuh, dan peningkatan sensitifitas terhadap insulin. (SGOT),
Dari penelitian-penelitian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa terapi hijamah bermanfaat terhadap pasien diabetes mellitus, terutama yang memiliki kadar besi yang tinggi. Penelitian-penelitian ini telah membuka suatu harapan baru di masa mendatang akan meningkatnya penerimaan masyarakat secara umum terhadap bekam serta memberi harapan baru bagi pasien diabetes mellitus.
Oleh: dr. M.  Saifudin Hakim (Staf Pengajar Bagian Mikrobiologi, FK UGM, Yogyakarta)
Disarikan dari: Tabloid Bekam Edisi III/2011 Cetak Ulang (Siapa Bilang Diabet Tak Bisa Sembuh?).
»»  Baca Selengkapnya...

Awas! Darah Bisa Stress, Bekam Solusinya

Awas darah stressss
Selama ini istilah stress lebih dikenal sebagai kondisi kejiwaan. Ternyata lebih dari itu stress juga dialami darah yang mengalir di tubuh kita, terutama bila darah merespon materi buruk yang masuk, diantaranya asap rokok.

Pada umumnya para perokok berharap dengan menghisap asap tembakau tersebut akan menurunkan ketegangan, lebih rileks dan sebagai teman saat berfikir, kawan saat sendiri atau ketika dicekam dingin, sehingga bagi sebagian orang rokok sudah menjadi kebutuhan. Namun ironisnya, ketika orang tersebut mencoba meredakan stress kejiwaan dengan merokok justru malah stress tersebut berpindah pada sel darah merah di tubuhnya.      Dampak stress yang menyerang darah juga tidak kalah fatal, dalam jangka waktu lama hal ini akan menjadi pencetus terjadinya kanker. Na’uzu Billahi Minzalik…
Stress pada sel darah merah adalah sebuah realita. Sel darah dikatakan mengidap stress ketika terjadi perubahan sel darah normal yang mengalami stress oksidatif , atau  berubahnya ikatan kimia darah akibat serangan senyawa radikal bebas yang memicu oksidasi. Stress oksidatif yang menyerang darah dapat merubah lingkungan darah dan mengakibatkan sel darah merah menyimpang dari homeostasis (reaksi alami tubuh yang mempertahankan konsentrasi zat di tubuh agar senantiasa konstan). Sementara penyimpangan homeostasis tubuh dapat merugikan sel darah merah.
Metabolisme oksigen di dalam sel darah merah merupakan rangkaian proses yang kompleks dan saling terkait serta berlangsung terus selama 120 hari. Kerusakan pada sel darah merah dapat menganggu fungsinya yaitu mengantarkan oksigen untuk pernapasan bagi sel. Untuk melindungi sel darah merah, di dalam sel darah merah terdapat senyawa antioksidan alami dengan kadar yang tinggi meliputi superoxide dismutase (SOD), catalase dan glutathion peroxidase (GPx). Oleh sebab itu dapat dikatakan sel darah merah merupakan sel tubuh yang berfungsi sangat vital.
Sel darah merah adalah  salah satu sel yang sangat rentan terhadap radikal bebas. Sel darah merah tidak mempunyai inti sel. Jika terjadi kerusakan akibat polusi asap rokok, emisi kendaraan, makanan dan minuman yang tidak sehat dan lain-lain,  dia tidak dapat mempertahankan kadar antioksidan (yang normalnya didapat secara alami) tersebut dengan cara mensintesisnya.
Sel darah merah dapat beradaptasi ketika terjadi serangan agen yang menyebabkan oksidasi sel. Namun, apabila oksidasi sel melebihi batas toleransi sel darah merah akan gagal beradaptasi. Hal ini biasa terjadi ketika interaksi dengan stressor (penyebab stress oksidatif) berlangsung lama dan dengan intensitas yang kuat sehingga sel darah merah mengalami exhausted (kelelahan). Jika hal ini dibiarkan terjadi dalam waktu lama akan terjadi denaturasi spektrin (kerusakan dinding) sel darah merah yang bersifat permanen dan menurunkan fungsi sel darah merah dalam menopang kehidupan.
Interaksi stressor yang berlangsung lama semisal akibat kebiasaan merokok menyebabkan penurunan kadar catalase dan GPx. Menurunnya zat antioksidan pada  tubuh meningkatkan kadar molekul H2O2 di dalam sel darah merah. Selain itu, bahan-bahan carsinogenic (pemicu kanker) yang terdapat di dalam rokok, seperti nikotin juga berperan dalam menambah konsentrasi radikal bebas.
Tingginya kadar nikotin meningkatkan terbentuknya H2O2 (radikal bebas) yang dapat merusak membran spektrin sel darah merah. Spektrin yang rusak dapat dilihat dari banyaknya sel darah merah yang tidak lolos saring. Bahkan pada perokok, kadar H2O2 semakin bertambah banyak oleh karena asupan nikotin 30-90 mg dari rata-rata  2-3 pak rokok yang dihisapnya setiap hari.
Sel darah merah bersifat elastis dan hal ini dapat dilihat pada proses penyaringan. Elastisitas darah merah akan menyebabkan penyesuaian diameter darah ketika melewati celah kapiler pada penyaringan dan secara spontan kembali ke  bentuk semula tanpa mengalami perubahan bentuk maupun fungsi.
Dari hasil penelitian dengan  subjek para perokok aktif dan orang yang bukan perokok sebagai pembanding dengan cara menyaring sel darah merah menggunakan membran polikarbonat berdiameter pori 5 µm  dengan tekanan konstan sebesar 100 mmHg dalam waktu  3 menit pertama, didapatkan merokok dapat mengurangi nilai sel darah merah yang lolos saring.
Untuk didapatkan nilai persentase darah yang lolos saring, darah diambil dari vena mediana cubiti manusia sebanyak 4 ml kemudian dimasukkan botol yang mengandung pelarut EDTA, lalu disaring  dan dibedakan sebagai darah lolos saring dan tidak lolos saring. Kemudian dihitung jumlah sel darah merah lolos saring (dalam persen) yang didapat dari rasio antara jumlah sel darah merah yang lolos saring dengan jumlah sel darah merah yang tidak lolos saring,  dikalikan 100%.
Pada perokok terjadi Penurunan elastisitas sel darah merah sampai 47%, dan penurunan elastisitas akan berdampak fatal bila penurunannya sampai 47%. Namun berapapun persentase penurunan nilai elastisitas sel darah merah tetap perlu diwaspadai karena akan mempendek umur sel darah merah. Oleh sebab itu wajar jika kebiasaan merokok ketika terjadinya stress akan melipatgandakan terjadinya serangan kanker. Hal ini dikarenakan pada kondisi stress sistem imunitas cenderung menurun, dan ini diperparah ketika jumlah antioksidan tertekan akibat tingginya kadar nikotin dalam darah. Perpendekan umur sel darah merah akibat menurunnya elastisitas sel darah merah juga akan melemahkan tubuh. Maka yang terbaik dalam menghadapi stress adalah memperbanyak ibadah dan menjauhkan rokok sebagai pereda stress.
Bekam Solusi Stress
Disamping itu solusi terbaik saat stress mendera adalah dengan cara berbekam. Bekam, selain meredakan ketegangan pembuluh darah, juga dapat mencegah peningkatan stress oksidatif pada sel darah merah. Pada hasil penelitian dengan metode penyaringan sel darah merah yang diambil dari subjek perokok dan non-perokok yang dibekam menunjukkan perbedaan yang signifikan.
Bekam pada titik meridian (potent point) memicu terjadinya hipoksia dan pengeluaran darah rusak dari tubuh. Reaksi ini berfungsi untuk merangsang sumsum tulang segera menghasilkan sel darah merah yang baru (regenerasi erythrocit) melalui perangsangan hormon Eritropoietin. Sel darah merah generasi baru pada sirkulasi darah mengandung catalase dan Gpx yang normal. Selain itu sel darah merah  memiliki spectrin (dinding sel darah merah) yang masih utuh serta memiliki anti-oksidan yang masih dalam  kondisi baik sehingga dapat menjalankan fungsinya menetralisir radikal bebas secara optimal.
Hasil penelitian ini mengungkap satu lagi fakta keajaiban bekam. Terbukti sudah secara ilmiah bahwa bekam dapat mempunyai efek yang sangat penting untuk mempertahankan  homeostasis sel darah merah sehingga dapat mencegah terjadinya stress oksidatif pada sel darah merah. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah sel darah merah yang lolos saring oleh karena tidak terjadi gangguan elastisitas sel darah merah. Dengan kata lain, bekam adalah solusi jitu untuk mengatasi stress, terutama stress pada darah merah.
Oleh: Wahyudi Widada, SKp., MKed (Dosen Patobiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah  Jember)
Disari dari Tabloid Bekam Edisi I/2011, Cetak Ulang
»»  Baca Selengkapnya...

Selasa, 20 Maret 2012

Kiat Atasi Flu dengan Bekam

SOLUSI BEKAM SINERGI:: Flu yang sering menyerang manusia adalah suatu penyakit yang gampang dan sering terjadi. Flu di dalam kedokteran tradisional masuk dalam kategori penyakit yang disebabkan oleh angin, maka sering dikenal oleh orang umum kalau orang sedang terkena flu maka dikatakan ia sedang masuk angin.
Apa itu angin?
Angin dianggap sebagai salah satu dari enam patogen eksternal yang dapat menyerang tubuh dan menimbulkan gejala. Tubuh kita dilindungi oleh apa yang dikenal sebagai (qi defensif) wei qi juga dikenal sebagai sistem kekebalan tubuh kita. Ini adalah baris pertama pertahanan tubuh kita. Ketika kita kuat dan sehat, wei qi kita selalu siaga, menjaga pori-pori kulit kita tertutup dan mencegah angin masuk. Namun ketika kita kecapekan,, kurang istirahat yang cukup, makan buruk atau berpakaian tidak tepat untuk kondisi cuaca tertentu, membuat Wei Qi menjadi terganggu, sehingga pori-pori terbuka dan angin masuk ke dalam tubuh.
Hal ini menjelaskan mengapa ketika kita mengalami fase awal dari masuk angin kita merasa kedinginan, kepekaan terhadap angin dan nyeri tubuh. Angin masuk ke tubuh melalui meridian dan menghalangi aliran energi di dalamnya.Maka tindakan terapinya adalah mengeluarkan keringat sehingga angin akan keluar dari tubuh. Selain itu angin dapat membawa patogen lain sehingga bisa berupa angin panas atau dingin angin, yang metode terapinya akan berbeda.
Angin merupakan Qi yang banyak terdapat pada musim semi tetapi bisa juga terdapat pada musim lainnya. Angin mudah menyerang tubuh setelah berkeringat atau ketika tidur.
Angin adalah faktor patogen eksogen primer, karena dingin, lembab, kering dan panas. Kesemuanya bergantung pada angin untuk menyerang tubuh. Angin patogen dapat pula bergabung dengan riak membentuk riak angin dalam meridian.
Angin adalah faktor patogen Yang dan ditandai oleh penyebaran ke atas dan ke luar. Karena itu dengan mudah akan menyerang bagian atas tubuh seperti kepala dan muka, dan bagian luar tubuh, yang menyebabkan gangguan pembukaan dan penutupan pori-pori. Manifestasi klinis adalah nyeri kepala, sumbatan hidung, tenggorokan gatal atau nyeri, pembengkakan muka takut angin dan berkeringat.
Angin di alam bertiup kuat dan ditandai dengan perubahan cepat. Kelainan yang disebabkan oleh angin patogen karenanya ditandai oleh gejala yang berpindah, perubahan cepat dan timbul tiba-tiba. Sebagai contoh, nyeri sendi berpindah-pindah disebabkan oleh angin patogen yang disebut bi angin.
Angin ditandai oleh gerakan yang menetap. Angin patogen yang bergerak dalam tubuh dapat menyebabkan pusing, vertigo, vomitus, kejang dan opistotonus. Sebagai contoh adalah tetanus dan deviasi mulut dan mata dengan spasme otot.
Karena flu ini masuk dalam kategori penyebab penyakitnya adalah angin, maka dalam pembagian sindromnya didalam ilmu kedokteran tradisional masuk dalam sindrom permukaan karena angin dingin maupun angin panas yang semuanya mempunya gejala seperti flu ( batuk, pilek, badan meriang, greges greges, pusing, badan pegel dan lain lain)
Sindrom Permukaan
Sindrom permukaan disebabkan oleh serangan faktor patogen dari lingkungan luar pada permukaan tubuh, mulut, atau hidung. Sindrom ini biasanya bersifat ringan dan cepat sembuh.
Manifestasi klinis yang muncul adalah demam ringan, takut angin dan dingin, tidak haus, hidung buntu dengan lendir encer, nyeri kepala, nyeri badan, nyeri tenggorokan, batuk, lapisan lidah berwarna putih dan tipis, serta nadi superficial.
Sindrom angin dingin
Sindrom ini disebabkan oleh serangan faktor patogen angin-dingin. Manifestasi klinis yang muncul adalah batuk, sputum berwarna putih dan encer, obstruksi hidung, lendir jernih, nyeri kepala, nyeri tubuh, demam rendah, takut angin-dingin, tidak haus, tidak berkeringat, lapisan lidah berwarna putih, serta nadi superficial dan tegang.
Terapi dengan menggunakan BEKAM API
Menurut TCM Bekam Api adalah pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam api adalah: angin, dingin dan lembab . Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Shi/ Kuat, Dingin, lembab, dan sindrom Yin .
Sindrom angin panas
Sindrom ini disebabkan oleh serangan faktor patogen angin panas. Manifestasi klinis yang muncul adalah batuk, sputum kental dan berwarna kuning, obstruksi hidung, lendir kental dan kuning, demam, sedikit takut anginadingin, mulut dan tenggorokan kering, lidah merah dengan lapisan lidah kuning tipis, serta nadi superficial dan cepat.
Terapi = BEKAM BASAH atau BEKAM KERING
Menurut Tradisional Chinese Medicine ( TCM ) Bekam basah adalah teknik pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam basah adalah: Xue/darah, Angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Shi/ Kuat, Re/Panas Ekses dan Sindrom Yang.
Menurut TCM Bekam Kering adalah pengeluaran pathogen yang berlebih/ekses. Unsur yang dikeluarkan dalam bekam kering adalah: Qi/energy, angin, panas dan Api. Teknik ini sangat bagus untuk menangani sindrom Shi/ Kuat, Re/Panas tipe Defisien dan Sindrom Yang. Jika ada orang dengan gejala flu yang masuk dalam kategori panas permukaan maka jika panasnya belum mengkonsumsi cairan dianjurkan dengan menggunakan bekam basah. Tetapi jika terjadi defisiensi Yin maka sangat dianjurkan menggunakan bekam kering.
TITIK BEKAM YANG DIGUNAKAN :
• TU 14 ( Dazhui ) / Al kahil
• Bl 12
• BL 13
• Al katifain
Semoga solusi bekam sinergi atasi flu ini bisa menginspirasi dan membuat kita semakin semangat untuk mencari dan mendalami ilmu bekam/ Cupping Therapi/ Hijamah ini. Sinergi, “Jelas membuat bekam lebih baik”
»»  Baca Selengkapnya...